Faktor risiko hipertensi adalah salah satu jenis penyakit yang seringkali dijuluki sebagai the silent killer. Lantaran hipertensi ini bisa terjadi secara mendadak tanpa menunjukkan keluhan di awal.
Tanpa mengenal usia, faktor risiko hipertensi dapat terjadi pada siapa saja, umumnya ditandai dengan jantung yang berdebar hingganya adanya gangguan pada fungsi ginjal.
Meski terbilang berbahaya, masih ada banyak orang yang abai mengenai faktor risiko hipertensi baik itu dari konsumsi makanan maupun pola hidup yang tidak sehat.
Faktor Risiko Hipertensi, Kapan Seseorang Dinyatakan Mengalami Hipertensi?
Hipertensi dalam dunia medis merupakan sebutan untuk penyakit tekanan darah tinggi, yang terjadi karena tekanan darah lebih tinggi dari batas normal biasanya.
Berdasarkan angka yang dapat menunjukkan seseorang tengah mengalami faktor risiko hipertensi ialah tekanan darah di atas 140/90 . Sementara hipertensi di tahap akut, jika tekanan darah sampai di atas 180/120.
Di sebut sebagai the silent killer, orang yang terkena faktor risiko hipertensi tidak pernah merasakan keluhan atau gejala penyakit ini pada tubuhnya.
Padahal hipertensi dapat terasa jika menyadari beberapa tanda yang muncul seperti sakit kepala, sakit leher belakang, mimisan, jantung berdebar, mudah lelah, mual dan muntah, merasakan kecemasan yang berlebih, nyeri dada, hingga ada yang ditandai dengan tremor otot.
Kenali Faktor Risiko Hipertensi yang Permanen
Faktor risiko hipertensi yang bersifat permanen ini sudah tidah bisa diubah melalui upaya apapun, antara lain:
1. Usia
Seiring bertambahnya usia, tekanan darah akan meningkat. Tekanan darah paling drastis umumnya banyak terjadi di rentang usia 50 – 60 tahun ke atas. Di mana pembuluh darah secara bertahap akan kehilangan sebagian kualitas elastisnya, yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
2. Gender
Berdasarkan riset Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita berpotensi sama dengan pria terhadap terjadinya tekanan darah tinggi.
Faktanya, faktor risiko hipertensi cenderung mudah terjadi pada wanita hamil. Terlebih jika mengalami kelelahan maka tekanan darah akan mudah meningkat. Sementara, hingga usia 64 tahun pria lebih rentan terkena hipertensi.
3. Genetik
faktor risiko hipertensi yang cukup mengkhawatirkan adalah genetik yang berasal dari Riwayat keluarga, karena sangat berpengaruh dalam beberapa penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, alergi, asma dan lain sebagainya.
Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Diubah
Tekanan darah tinggi masih bisa dihindari melalui gaya hidup sehat dengan cara:
- Hindari obesitas
Obesitas dapat berdampak buruk, karena akan memacu kinerja jantung lebih keras dalam memompa darah dan oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya tekanan jantung dan pembuluh darah semakin bertambah.
Ini mengapa orang obesitas mudah mengalami kelelahan, yang pada akhirnya menimbulkan faktor risiko hipertensi.
- Hindari konsumsi alkohol dan rokok
Konsumsi alkohol dan rokok dapat meningkatkan tekanan darah tinggi. Di mana alkohol dapat menyempitkan pembuluh darah, sementara peningkatan aliran darah terus terjadi hingga bisa menyebabkan pecah pembuluh darah.
Demikian halnya, kandungan nikotin pada rokok mampu memicu tekanan darah tinggi yang berisiko merusak jantung dan pembuluh darah.
- Stress
Stress yang tidak tertangani dapat meningkatkan tekanan dalam darah. Tubuh yang stress akan menghasilkan gelombang hormon yang memicu tekanan darah dan jantung berdebar, sedangkan pembuluh darah menyempit.
- Diet tidak sehat
Menjalankan program diet tidak sehat dapat meningkatkan faktor risiko hipertensi, seperti diet rendah serat. Maka sebaiknya pilih jenis makanan yang dapat membantu menurunkan tekanan dalam darah.
- Kurang melakukan aktivitas fisik
Tidak banyak melakukan gerak pada tubuh dapat meningkatkan risiko hipertensi. Sementara tubuh yang bergerak aktif mampu meningkatkan aliran darah ke seluruh arteri tubuh, sehingga mampu melepas hormon alami dan sitokin yang akan mengendurkan pembuluh darah.
Pencegahan Hipertensi ala Minyak Herbal Jawa Tupitu
- Jaga berat badan tetap ideal, dengan melakukan diet sehat yang lebih banyak konsumsi buah dan sayur.
- Kurangi konsumsi garam, tidak lebih dari 5gram setiap harinya.
- Hindari konsumsi alkohol dan rokok
- Rutin cek tekanan darah
- Aktif bergerak baik itu olahraga ringan atau meditasi
- Mengelola stress
Lengkapi aktivitas sehari-hari dengan membalur atau mengoleskan minyak herbal Jawa Tupitu, terutama ketika menjelang istirahat.
Pijatan lembut, aroma wangi yang segar, tekstur lembut dan tidak lengket. Serta diperkaya berbagai kandungan rempah herbal yang baik untuk kesehatan, membuat minyak herbal Jawa Tupitu mampu membantu melepaskan toksin dalam tubuh.
Hadir dalam 7 varian aroma: Eucalyptus, Jasmine, Lavender, Agarwood, Sandalwood, Arabian Oud dan Lemongrass yang memberi efek relaksasi, sehingga seluruh anggota tubuh lebih tenang dan rileks. Efektif membantu tubuh terhindar dari faktor risiko hipertensi.
Minyak Herbal Jawa Tupitu
Sebagai informasi tambahan, minyak herbal Jawa Tupitu merupakan minyak herbal yang terbuat dari beragam tanaman rempah herbal yang diracik secara khusus.
Sehingga menghasilkan minyak herbal yang bermanfaat untuk membantu proses penyembuhan dan memberikan berbagai manfaat kesehatan, serta nyaman untuk digunakan sehari-hari.
Minyak herbal Jawa Tupitu ini tentu menjadi aman digunakan untuk bayi, anak-anak, orang dewasa, lanjut usia, ibu hamil maupun menyusui.
Kunjungi official store Tupitu Minyak Herbal Jawa: Jl. Jambon, Nusupan RT.001/ RW. 028, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Whatsapp: +628811-2634-077 .
Temui kami di Instagram @tupitustore dan marketplace Shopee: https://shopee.co.id/tupitustore dan Toko Pedia https://www.tokopedia.com/tupitu-store. ***
/ts.